Puisi Sonny Berjudul Ayah 1 Bait 21 Baris
S
Ayah
© Sonny
Malam ini...
saat angin menyapa lirih
Bintangpun enggan angkat kaki
Terbesit sesal di rongga hati
Akan lelaki sejati yang tak pernah mati
Meski telah pergi....
Ayah..sering kau dipandang sebelah mata
Hanya jadi pelengkap kasih ibunda
Cinta dan pengorbananmu tak pernah jadi yang pertama
Di hadapan manusia dan penguasa semesta
Tak ada hingar bingar atas jasamu
Tak pernah ku dengar ayat-ayat suci tentangmu
Hanya sebait lagu itupun tak merdu
Kini jasad itu terbaring dalam mimpi
Sisakan perih di hati sanubari
Mengapa tak Kau sempatkan kubasuh telapak itu?
Walau surga mungkin tak disitu
Meski raga hanya wadah kalbu
Ku haturkan doa petang dan subuh
Tuk damai di pangkuanMu
Dedicated to my father in heaven, I love u dad!!
Puisi “Ayah” ini menyentuh hati dengan ungkapan kerinduan yang mendalam terhadap sosok ayah. Penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna menciptakan suasana emosional yang kuat. Penulis berhasil menggambarkan bagaimana sosok ayah sering kali dipandang sebelah mata, meskipun pengorbanannya sangat besar. Frasa-frasa seperti ‘tak pernah mati’ dan ‘jasamu’ menciptakan daya pikat tersendiri, menyoroti kekuatan cinta dan pengorbanan yang sering kali terabaikan. Namun, meski puisi ini sangat menyentuh, ada beberapa bagian yang terasa klise, seperti penggunaan istilah ‘tuk damai di pangkuanMu’ yang cukup umum dalam puisi bertema serupa. Meskipun demikian, penulis berhasil menyampaikan perasaan kerinduan yang tulus dan mendalam. Keterhubungan antara cinta, kehilangan, dan harapan membuat puisi ini relevan dan mudah diresapi. Secara keseluruhan, “Ayah” adalah penghormatan yang indah untuk sosok ayah yang mungkin telah tiada, namun tetap hidup dalam ingatan dan doa.