Puisi Yogie Eko Berjudul Do'akanlah ibu.. 9 Bait 31 Baris
Do’akanlah ibu..
Ibu...
Anakmu sedang bimbang..
Pikirannya buncah bu..
Dia lelah memikirkan hidupnya...
Ibu...
Apakah tuhan menyia-nyia doa kita bu..?
Apa kita kurang tawakal...
Atau kah kita tak pernah bersyukur...
Ibu...
Kenapa cobaan tak pernah berhenti mendera bu?
Aku selalu meminta kepada-Nya sehabis sujudku bu..
Aku slalu memohon hari yg terang di kemudian hari..
Aku selalu memohon untuk kebahagian keluarga kecil kita..
Aku tak pernah lupa untuk itu bu...
Tapi kenapa Tuhan tak mendengarkannya..
Apakah karna aku banyak dosa bu..
Atau darah yang di jasad mengalir tidak di Ridhoi-Nya..
Kenapa Bu..?
Aku sebagai anakmu yang sulung merasa malu bu...
Karna aku masih menyusahkan mu..
Aku belum bisa buatmu bangga...
Aku belum bisa buat kita tak di pandang sebelah mata...
Aku belum mampu bu..
Aku tau kau juga lelah bu ,sama seperti aku..
Dengan segala cerca ,caci , maki dari mereka...
kerna hidup kita miskin, melarat..
Karna kita hanya menyusahkan ..
Karna kita hanya menjadi beban orang lain..
Doa kan ibu..
Doa kan lah...
Semoga doamu tak seperti doa ku...
Puisi “Do’akanlah ibu..” berhasil menyampaikan perasaan gelisah dan kerinduan yang mendalam dari seorang anak kepada ibunya. Dengan pilihan kata yang sederhana namun kuat, penulis mampu menggambarkan kebingungan dan keputusasaannya dalam menghadapi tantangan hidup. Penggunaan repetisi frasa ‘bu’ menciptakan kedekatan emosional yang mendalam antara anak dan ibu, seolah mengajak pembaca merasakan kesakitan dan harapan yang terpendam. Meskipun bahasa yang digunakan terkesan lugas, keindahan puisi ini terletak pada ketulusan perasaan yang ditampilkan. Namun, meski ide yang diangkat cukup universal, ada nuansa yang mungkin terasa klise, sehingga mengurangi keaslian puisi ini. Kedalaman makna yang terkandung dalam refleksi diri dan harapan untuk sebuah masa depan yang lebih baik menjadikan puisi ini sangat menyentuh. Sayangnya, elemen kejutan dalam penyampaian puisi ini terasa minim, sehingga menjadikannya kurang menarik di bagian akhir. Secara keseluruhan, puisi ini adalah ungkapan emosional yang patut diapresiasi, meski masih ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh dalam hal keaslian dan kejutan.