Puisi Yudistira Ghozali Berjudul Syukur or Kufur 1 Bait 17 Baris
Y
Syukur or Kufur
© Yudistira Ghozali
Aku pernah merasa
Menjadi insan paling bingung disemesta
Karena ku merasa punya segalanya
Tapi di saat yang sama
Aku juga merasa tak punya apa apa
Akhirnya tanyaku dijawab dunia
Dunia berkata kamu punya segalanya
Karena kamu rasa cukup dengan apa yang kamu punya
Tapi dunia juga berkata
Kamu tak punya apa apa
Karena kamu rasa cukup dan tak lagi miliki asa
Karena insan yang punya jiwa
Tapi tak punya asa atau cita
Layaknya patung emas yang berharga
Tapi hanya bisa diam saja
Diam selamanya
Dan menunggu kehancurannya
Puisi ‘Syukur or Kufur’ menawarkan refleksi mendalam tentang dilema eksistensial manusia. Penyair berhasil menggambarkan perasaan kebingungan dan ketidakpuasan yang sering kali menyertai pencarian makna hidup. Dengan menggunakan perumpamaan ‘patung emas’, penulis menyampaikan pesan bahwa memiliki segalanya secara materi tidak lantas menjamin kebahagiaan atau kepuasan batin. Bahasa yang digunakan cukup sederhana namun mampu menyampaikan emosi dengan efektif. Keindahan puisinya terletak pada kontras antara memiliki dan merasa kehilangan, yang direpresentasikan dengan baik melalui diksi yang dipilih. Namun, dari segi keaslian ide, tema tentang kebingungan antara syukur dan ketidakpuasan telah sering dieksplorasi dalam karya sastra. Meskipun begitu, puisi ini tetap menghadirkan kedalaman makna yang mengajak pembaca untuk merenung lebih jauh tentang arti sejati dari ‘memiliki’. Elemen kejutan dalam puisi ini mungkin kurang menonjol, karena alurnya cukup bisa ditebak, tetapi berhasil mempertahankan perhatian pembaca dengan cara yang halus dan reflektif.