Puisi abudalta Berjudul Si Calon Cendekia 7 Bait 20 Baris
a
Si Calon Cendekia
© abudalta
Geliat Pejuang Agama berangkat di laga ilmiah
didorong pujangga akal dan penjaga amaliah
tak lagi dikhawatirkan akan hiruk pikuk rupiah
ada kala menangisi keseharian yang mesti ditinggalkan
sedikit merenungi kesenangan yang harus dilupakan
beberapa menyesali dunia yang wajib dielakkan
berpisah sementara bukan berarti benci
bukan bermaksud tak peduli
bukan bermakna menghakimi
tapi justru demi sebuah cinta haqiqi
perbaiki niat sucimu
benahi ikhlas keredhaanmu
tata lagi segala hubungan baikmu
kamu bisa
kalian sanggup
kita semua mampu
bismillah
yang terbaik insyaallah
bermanfaat berkah
_Juli 2021_
Puisi “Si Calon Cendekia” menyajikan pemikiran yang dalam mengenai dilema antara kehidupan duniawi dan spiritual. Penggunaan istilah seperti ‘pujangga akal’ dan ‘penjaga amaliah’ menunjukkan kecerdasan penulis dalam merangkai kata-kata yang tidak hanya indah, tetapi juga berisi pesan moral yang mendalam. Meskipun terdapat beberapa bagian yang terasa padat dan kurang terstruktur, keseluruhan puisi ini berhasil menyampaikan emosi dan harapan yang kuat. Penekanan pada niat yang suci dan hubungan baik menciptakan nuansa positif yang menginspirasi bagi para pembaca. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini masih terasa minim, karena ide-ide yang disampaikan cenderung mengikuti arus pemikiran yang umum dalam sastra religius. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang mengajak pembaca untuk merenung dan berintrospeksi, meski dengan beberapa kekurangan dalam penyampaian yang lebih eksploratif.