Puisi anonym Berjudul Seribu Cahaya 1 Bait 8 Baris
a
Seribu Cahaya
© anonym
Seribu cahaya menerangimu,,
Seperti seribu matahri ada disampingmu,,
Silau,,kagum,,hingga pujianpun tak dapat kuhentikan,,
Sehelai daun dan setetes embun,,
Pujian itu membuatku tersenyum,,
Seperti itu kah namanya rindu,,
Rindu akan kebaikan,,
Rindu akan belaian kebaikan yang tak kunjung ada,
Puisi “Seribu Cahaya” berhasil menangkap nuansa rindu yang dalam dan penuh harapan. Penggunaan metafora tentang ‘seribu cahaya’ dan ‘seribu matahari’ menciptakan gambaran yang kuat tentang kehadiran yang diharapkan, meskipun terasa tidak terjangkau. Rindu yang diungkapkan bukan hanya tentang kerinduan akan seseorang, tetapi juga kerinduan akan kebaikan yang tulus, menjadikannya sangat relatable bagi banyak pembaca. Namun, meski ada keindahan dalam pilihan kata, beberapa bagian terasa repetitif dan mungkin dapat dipadatkan untuk menjaga ritme dan kesegaran. Secara keseluruhan, puisi ini terasa manis dan menyentuh, meskipun bisa lebih mengejutkan dalam penggambaran ide-ide yang ada. Dengan sedikit penyempurnaan, puisi ini berpotensi menjadi karya yang lebih kuat dan berkesan.