Puisi Yosua F Sibuea Berjudul SATU HARI 4 Bait 16 Baris
Y
SATU HARI
© Yosua F Sibuea
Ayam berkokok menyambut pagi
mengisi perut dengan roti beragi
secangkir teh menambah energi
merangsang senyum yang siap dibagi
Matahari memancar sepanjang siang,
namun teriknya ditangkis oleh AC milik mereka yang ber-uang,
tidak dengan mereka yang bekerja diluar ruang,
teriknya menembus kulit memaksa keringat keluar dari setiap bantingan tulang.
Berlindung dibawah naungan kanopi,
beristirahat di sore yang terasa begitu sepi
duduk sambil menikmati secangkir kopi
ditemani biskuit yang tersusun rapi.
Bulan mulai memberi aba-aba,
waktunya untuk berhenti berlomba
sebab malam telah tiba
menuntup hari dengan doa yang lahir dari hati seorang hamba.
kak kalo puisi yang saya kirim kapan di publishnya ya?
Puisi “SATU HARI” berhasil menangkap dinamika kehidupan sehari-hari dengan sangat baik. Penggambaran yang kontras antara mereka yang memiliki kenyamanan dan mereka yang berjuang di bawah terik matahari menciptakan nuansa empati yang kuat. Emosi yang ditampilkan terasa autentik, seolah kita dapat merasakan perjuangan dan harapan yang ada di dalamnya. Gaya bahasa yang sederhana namun puitis memberikan sentuhan yang indah, meskipun ada beberapa frasa yang bisa dieksplorasi lebih dalam untuk meningkatkan keindahan keseluruhan. Ide yang diusung tentang perbedaan kelas sosial sangat relevan dan memberikan perspektif baru, meskipun mungkin tidak sepenuhnya orisinal dalam konteks sastra. Makna yang terkandung dalam puisi ini cukup mendalam, terutama di bagian penutup yang mengajak refleksi. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini terbilang minim; pembaca mungkin sudah dapat menebak arah cerita yang disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh dan memberikan banyak hal untuk direnungkan, menjadikannya karya yang berharga dalam khazanah sastra kita.