Puisi Agus Berjudul Sajak Gadis Kecil 4 Bait 16 Baris
A
Sajak Gadis Kecil
© Agus
Kala detik melenyapkan waktu
Bila jam melukis khayalan
Drama baru pun melahirkan tragedi
Semoga tak beranak menjadi ironi.
Darah Putih mengalir lembut di alirannya
Coba mencari tuan tuk berkisah
Namun, tanah enggan menjadi tuannya
Kemana darah ini kau biar mengalir.
Sudahlah nak! hentikan kerisauanmu
Dunia tak peduli tangismu
Tersenyumlah pada tragedi ini
Kau bisa! Kau bisa! Kuatlah.
Bangkitlah! Mari berdiri teguh
Ada bayangan yang setia padamu
Tak pernah menyalahkan air matamu
Karena engkau adalah putih yang tergores.
sajak / gambar, singkat, nan indah
Puisi “Sajak Gadis Kecil” berhasil menangkap nuansa kesedihan dan harapan yang kuat. Penggunaan metafora seperti ‘Darah Putih’ dan ‘tanah enggan menjadi tuannya’ memberikan kedalaman pada tema perjuangan dan pencarian jati diri. Selain itu, bait-bait yang mengandung dorongan positif di akhir puisi menciptakan kontras yang menarik antara kesedihan dan harapan, sekaligus menyiratkan kekuatan internal yang dimiliki oleh sang gadis kecil. Dari segi bahasa, pilihan kata yang puitis dan permainan ritme memberikan keindahan tersendiri, meskipun terdapat beberapa ungkapan yang bisa lebih dipadatkan untuk meningkatkan kejelasan. Secara keseluruhan, puisi ini menggugah emosi dan menunjukkan potensi penulis dalam mengeksplorasi tema yang kompleks dengan cara yang sederhana namun menyentuh. Namun, ada sedikit kekurangan dalam elemen kejutan yang bisa lebih dieksplorasi untuk meninggalkan kesan yang lebih mendalam di benak pembaca.