Puisi Deanitadean_ Berjudul Bengis Rindu 5 Bait 20 Baris
D
Bengis Rindu
© Deanitadean_
Seiring atma terasa gelabah,
Kini rindu kian berirama
Mengharapkanmu raga ini terus terdayuh
Yang setia berangan sebagai derana
Detik terus berdetak
Perasaan yang kini bersemarak
Janjimu tertinggal di setiap diksi
Pair jantungku untuk sebuah adorasi
Masih dibawah indurasmi
Bernyali meski tetap dikhianati
Lagi-lagi disergap auman intuisi
Berbicara renjana tak dianggap, mengecewakan hari ini.
Sayup pilu bagaikan layuh
Diam-diam bagai bayangan yang seakan runtuh
Hingga melebur bersama angan
Yang kini hanya menjadi kenangan.
Takkan ada puncak yang terlalu tinggi
Mendakilah dan bersikaplah rendah hati
Tak ada lautan yang tak bisa diselami
Perjalanan ini akan terpatri tanpa adanya kolerasi.
Puisi “Bengis Rindu” berhasil mengungkapkan kompleksitas emosi yang mendalam melalui pilihan kata yang cermat dan ritme yang harmonis. Perasaan rindu dan kesedihan disampaikan dengan jelas dalam setiap bait, memberikan kekuatan emosional yang kuat kepada pembaca. Penggunaan ungkapan seperti ‘gelabah’ dan ‘derana’ menunjukkan keindahan bahasa yang dipadukan dengan nuansa puitis yang kaya. Namun, meskipun ide tentang rindu dan kehilangan mungkin tidak sepenuhnya baru, penyampaian yang unik dan gaya penulisan yang peka membuatnya mencolok. Kedalaman makna puisi ini terletak pada refleksi perjalanan emosional yang dialami penulis, memberikan kita ruang untuk merenung dan merasakan. Namun, unsur kejutan dalam puisi ini terasa minim; pembaca mungkin sudah dapat meraba arah cerita yang dibangun. Secara keseluruhan, “Bengis Rindu” adalah karya yang mengesankan, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam hal kejutan naratif.