Puisi Arbi ardiansyah Berjudul PERASAAN GUNDAH GULANA 2 Bait 8 Baris
A
PERASAAN GUNDAH GULANA
© Arbi ardiansyah
Dalam renungan malam sepi mencekam
Tiada untaiyan kata yang dapat terucap
Yang terdengar hanya suara gemuru angin malam
Membasuh luka dalam sekejap
Rasa di dada hanya tinggal kata-kata
Terhapus sudah dengan rasa yang gelisah
Kupeluk cumbu banyang mu dengan mesra
Agar tiada sumpah dan perasaan ibah
Puisi ‘PERASAAN GUNDAH GULANA’ menggambarkan suasana malam yang penuh dengan kerinduan dan kegelisahan. Penulis berhasil membangun atmosfer yang mencekam dan sekaligus melankolis melalui pilihan kata yang sederhana namun efektif. Kekuatan emosional dalam puisi ini terasa cukup dalam, terutama melalui penggambaran suara angin malam yang membasuh luka, yang menggambarkan kontras antara kedamaian dan kegelisahan batin. Namun, dari segi keindahan bahasa, penggunaan diksi seperti ‘cumbu bayangmu’ dan ‘sumpah dan perasaan ibah’ terasa sedikit klise. Meski demikian, frasa-frasa ini tetap berhasil membangkitkan rasa mesra dan kerinduan. Dari segi keaslian ide, tema kerinduan dan kegelisahan di malam hari bukanlah hal baru dalam dunia puisi, sehingga puisi ini cenderung konvensional. Kedalaman makna tampak dalam usaha untuk mengurai perasaan yang kompleks, meskipun tidak sepenuhnya terkuak dengan jelas. Elemen kejutan pun tidak terlalu hadir dalam puisi ini, karena alur emosinya terbilang cukup dapat ditebak. Secara keseluruhan, puisi ini menyajikan pengalaman emosional yang dapat dirasakan oleh pembaca, meski tanpa inovasi yang signifikan.