Puisi Nawangga Berjudul Lelaki itu 1 Bait 10 Baris
N
Lelaki itu
© Nawangga
Sayupnya benar menyapa
Ada terik yang tertinggal dan jingga mulai bercengkrama
Waktu terus saja merias langit
Sampai ada duka yang terlupa
Lelaki itu tak lagi sendiri
Kata takut pada udara sunyi,ikut terbawa anginya
Dingin yang didambakan kini menjadi tawa berdua dalam gelap..
Aroma yang tetap terjaga dengan rangkulan malam
Sesekali saja dia bertanya pada pagi yang belum sempurna
Meskipun rembulan masih mau menemaninya untuk bermimpi..
Puisi “Lelaki itu” berhasil menyampaikan nuansa kedamaian dan kehangatan dalam kesunyian. Penggambaran suasana yang dihadirkan, seperti ‘sayupnya benar menyapa’ dan ‘jingga mulai bercengkrama’, memberikan kesan visual yang kuat dan menimbulkan rasa nostalgia. Emosi yang terkandung dalam relasi antara lelaki dan alam sekitar terasa sangat mendalam, menciptakan ikatan batin yang kuat. Namun, meski puisi ini memiliki keindahan bahasa yang memikat, ada beberapa bagian yang bisa diperdalam untuk menambah kedalaman makna. Ide tentang kesenduan dan kebersamaan dalam kegelapan adalah tema yang universal, namun tetap terasa segar dalam penyajiannya. Elemen kejutan, meski ada, bisa ditingkatkan agar pembaca merasakan pengalaman yang lebih mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang indah dan menyentuh, meski masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut.