Puisi Arinahy Berjudul Jiwa Yang Bertaut 4 Bait 22 Baris
Jiwa Yang Bertaut
Hidup memang layaknya kanvas putih
Beribu warna menyapu hangat tiap harinya
Kan ku ceritakan warna yang tak kusuka
Soal hati yang berusaha rela namun tak percaya
Aku tak tau mengapa secepat itu
Konon bunga baik dipetik lebih dulu
Tapi mengapa harus kamu
Seorang yang tak pernah menampakkan rintih perihnya
Memberitahu dunia seakan ia arjuna
Gatotkaca paling berkuasa dalam cerita ini
Katanya buah jatuh tak jauh dari pohon
Kau adalah pohon terhebat bagiku
Namun maaf …..
Jika belum menjadi buah yang kau harapkan
Ku usahakan itu
Untuk jiwa yang bertaut
Izinkan aku kembali bersua mesti tak bersama
Memeluk setiap pelik yang ku punya
Meyakinkan ragu disaat dilema
Engkau istirahatlah …
Doakan saja aku …
Agar menjadi jarizah yang tak terputus untukmu
Puisi ‘Jiwa Yang Bertaut’ menawarkan sebuah perjalanan emosional yang mendalam, menggambarkan kerentanan dan keinginan untuk memenuhi harapan orang yang dicintai. Penggunaan analogi kanvas dan warna memberikan daya tarik visual yang kuat, menggambarkan dinamika emosi yang kompleks. Namun, ungkapan ‘Konon bunga baik dipetik lebih dulu’ dan ‘buah jatuh tak jauh dari pohon’ terasa agak klise, meskipun relevan dengan tema yang diangkat. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menangkap perasaan kehilangan dan kerinduan dengan cara yang tulus. Penggambaran tentang ‘arjuna’ dan ‘Gatotkaca’ memberikan nuansa lokal yang memperkaya makna. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini agak kurang terasa, karena mengikuti alur perasaan yang sudah cukup umum dalam puisi-puisi bertema serupa. Meski demikian, ketulusan emosi dan usaha untuk memenuhi harapan orang tua menjadi inti yang menggetarkan hati pembaca.