Puisi Berjudul Ibu, Putra Kecilmu Sudah Besar 4 Bait 18 Baris

Ibu, Putra Kecilmu Sudah Besar
Ibu, lihatlah putramu kini sudah besar
Besar bersama mimpi dan ambisinya yang juga besar
Tubuhnya yang kecil kala dahulu, kini menjelma menjadi tubuh yang kekar
Langkah kakinya pun, kini sudah cepat dan lebar
Ibu, Lihatlah anakmu kini sudah mulai beranjak dewasa
Mulai berfikir, berjuang untuk mewujudkan cita, harapan, dan asa
Mulai ada dalam hatinya berbagai macam rasa.
Doakan, anakmu menjadi seorang yang perkasa
Seorang yang tak akan berputus asa
Dan tak akan pernah berputus rasa
Ibu, lihatlah buah hatimu kini sudah tumbuh berkembang.
Dari seorang pangeran kecil yang engkau beri berbagai macam cerita
Kini telah menjadi pangeran, yang mulai bisa berbicara tentang cinta
Ia mulai menerima cinta, dari selain-mu yang datang bak gelombang
Doakan anakmu yang kini sudah besar
Sebagaimana tubuhnya yang besar
Semoga ia bisa tegar, dan senantiasa bersabar
Menghadapi pahit getir dunianya dengan bersabar
Puisi ini dengan cemerlang menangkap perjalanan emosional antara seorang ibu dan putranya yang kini menginjak dewasa. Pemilihan kata yang sederhana namun penuh makna menciptakan ikatan emosional yang kuat, seolah-olah pembaca dapat merasakan kebanggaan dan harapan sang ibu. Struktur puisi yang berulang dengan frasa ‘Ibu, lihatlah’ memberikan nuansa reflektif yang mendalam, menekankan perjalanan transformasi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Meski tema ini bukanlah hal baru, penyampaian yang tulus dan penggunaan imaji yang kuat, seperti ‘pangeran kecil’ dan ‘cinta yang datang bak gelombang’, memberikan warna baru pada gagasan tersebut. Namun, meskipun ada keindahan dalam penyampaian, elemen kejutan terasa kurang, karena pembaca dapat dengan mudah memprediksi arah puisi ini. Secara keseluruhan, karya ini menunjukkan kemampuan penyair dalam merangkai emosi dan keindahan bahasa, meski masih ada ruang untuk eksplorasi ide yang lebih berani.