Puisi Nurhasesi Berjudul Hingar Bingar 1 Bait 16 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.2
1 Voters
Puisi 1 Bait 16 Baris Tentang AnakDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
N

Hingar Bingar

© Nurhasesi

Di teriknya matahari siang
Deruan angin melintas kilat di telinga
Disinilah ku duduk seorang
Di kelas penuh keramaian
Sepoian angin masuk di celah -celah jendela
Menghembus jendela kaca
Macam-macam suara ku dengar
Sungguh beragam tingkah laku yang mereka lakukan
Ada yang tidur,bercerita,dan lain lagi...
Saat jam kosong beginilah jadinya
Bagaikan anak ayam kehilangan induknya
Masing-masing sibuk dengan urusannya
Inilah kelas ku
Tempat menuntut ilmu
Jika tak ada guru kelakuan tak menentu
Dan jika ada,mulai bersatu


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Hingar Bingar” berhasil menangkap suasana kelas yang hidup dengan gaya bahasa yang sederhana namun efektif. Penggambaran keramaian dan kebisingan di kelas ditangkap dengan baik, menggunakan perbandingan yang mudah dipahami seperti “Bagaikan anak ayam kehilangan induknya”. Ini menciptakan gambaran yang kuat tentang kekacauan yang ada ketika guru tidak hadir. Meskipun demikian, ada beberapa bagian yang terasa kurang terstruktur, yang bisa mengganggu aliran pembacaan. Dari segi emosi, puisi ini menyampaikan rasa nostalgia dan kehangatan yang kuat, seolah mengajak pembaca untuk mengenang kembali masa-masa di sekolah. Namun, keindahan bahasa masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan metafora yang lebih variatif. Dari segi keaslian ide, meskipun tema tentang kehidupan di kelas bukanlah hal baru, penggambaran yang dilakukan cukup menarik. Dalam hal kedalaman makna, puisi ini menyiratkan pentingnya kehadiran guru dalam proses belajar, yang merupakan refleksi dari dinamika pendidikan. Sayangnya, elemen kejutan kurang terasa dalam puisi ini, karena alur ceritanya cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, ini adalah puisi yang menyentuh, walau masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *