Puisi Alfathir rizky Berjudul Dunia 1 Bait 12 Baris
A
Dunia
© Alfathir rizky
Detik per detik...
Hari per hari...
Tempat ini semakin mengecil...
Sambil beranjak diusia akhir...
Berada disisi yang tak berujung ini...
Berlari mengikuti petunjuk...
Bayangan kecil kini mendatang...
Semua tempat tinggal menjadi usang...
Keindahan kawan semakin menghilang
Satu per satu bayangan berfikir...
Adakah sorakan yang mendengar nanti?..
Duniaku...ku ingin kau kembali...
Puisi “Dunia” menyuguhkan sebuah refleksi yang mendalam tentang perubahan waktu dan kehilangan. Melalui rangkaian kata yang sederhana namun kuat, penulis menggambarkan perasaan melankolis yang mungkin dialami banyak orang ketika menghadapi kenyataan hidup yang terus berubah. Penggunaan frasa repetitif seperti “detik per detik” dan “hari per hari” secara efektif menekankan ketidakberdayaan terhadap waktu yang terus berjalan. Namun, meskipun puisi ini menyentuh, terdapat beberapa bagian yang bisa lebih dieksplorasi untuk memberikan dampak emosional yang lebih mendalam. Keindahan bahasa yang digunakan cukup menarik, tetapi terkadang terasa terlalu langsung. Ide tentang menginginkan kembali masa lalu adalah tema universal, namun penulis bisa mengeksplorasi aspek-aspek baru dari konsep ini untuk memberikan keaslian lebih. Kedalaman makna yang dihadirkan cukup baik, meskipun bisa ditingkatkan dengan menambahkan lapisan-lapisan kompleks dalam pengalaman yang dijelaskan. Elemen kejutan cukup minim, sehingga pembaca mungkin bisa merasakan prediktabilitas dalam perkembangan puisi. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan pengalaman yang menyentuh hati, namun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.