Puisi Dedy doubles Berjudul Candu Gebu 4 Bait 18 Baris
D
Candu Gebu
© Dedy doubles
Aku bertanya disebulir air
Tentang harap yang sungkan kukecap
Tentang asa yang mulai merenta
Adakah alasan untuk ku mencandu gebu?
Hening,
Hanya hening diantara bening yang sayup-sayup memeluk dalam gigil
Dalam tengadahku,
Kurajut selimut dari sisa-sisa lentiknya dunia
Dunia yang merenta merentan murka
Dunia yang menua menuai duka
Aku tak lagi bertanya
Bahkan pada segerombolan semilir yang berembus mulus namun rakus
Bahkan pada seonggok embun yang melekat pada sekat
Aku tak lagi bertanya
Biar ku dermakan segala gebuku
Biar ku lacurkan seluruh canduku
Biar, biar bulir air terus mengalir
Tanpa beban dari sebidak tanya
Puisi “Candu Gebu” mengajak pembaca merenungi kompleksitas harapan dan keputusasaan. Dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna, penulis berhasil menggugah emosi melalui gambaran harapan yang mulai merenta. Penggunaan metafora seperti ‘segerombolan semilir’ dan ‘bulir air’ menambah keindahan visual dan kedalaman makna. Namun, ada saat di mana struktur dan ritme puisi terasa sedikit terganggu, meskipun nuansa hening yang dihadirkan sangat mendalam. Penulis juga berhasil menghadirkan elemen kejutan di bagian akhir ketika tindakan melepaskan semua beban menjadi sebuah pernyataan yang kuat. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh tema universal tentang pencarian makna dalam kesedihan dan kesepian, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam pengembangan ide. Saya menghargai kejujuran dalam ekspresi ini dan berharap penulis terus menulis dengan semangat yang sama.