Puisi anonym Berjudul Berantakan 3 Bait 12 Baris
a
Berantakan
© anonym
asap hitam membumbung tinggi,,
menembus awan,,
melawan senja,,
telah merenggut biru,,
tiada lagi burung gereja berkicau,,
dan tiada lagi minggu pagi yang cerah,,
gemanya teredam,,
berganti kegersangan,,
mungkin aku mulai gila,,
dengan apa-apa yang ada,,
mungkin kamu akan pergi setelah ini,,
hingga aku mati tak karuan
Puisi ‘Berantakan’ berhasil menangkap perasaan kehilangan dan kekacauan dengan sangat kuat. Penggunaan metafora ‘asap hitam’ yang melambangkan kegelapan dan hampa sangat efektif dalam menyampaikan suasana batin yang suram. Penyair mengajak pembaca untuk merasakan kepedihan dan ketidakpastian, terlihat jelas dari kalimat yang mencerminkan kegersangan emosional. Meskipun ada keindahan dalam kesederhanaan bahasa yang digunakan, terdapat repetisi tanda koma yang sedikit mengganggu aliran bacaan. Ide tentang kehilangan yang mendalam dan rasa ketidakberdayaan cukup orisinal, namun dapat diperkuat dengan lebih banyak gambaran konkret. Kedalaman makna sangat terasa, terutama dalam penggambaran hubungan yang rapuh antara penulis dan orang yang dicintainya. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini terasa minim, seakan pembaca sudah dapat memprediksi arah perasaan yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi dan menggugah pemikiran, meskipun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.