Puisi Sirazhy Berjudul Anak Hujan 4 Bait 23 Baris
Anak Hujan
dalam hujan,
adakah rumah sederhana
yang bisa disinggahi
sekedar untuk berteduh, sesaat saja
bagi anak cintaku yang menggigil,
yang ditinggal ibunya?
bisa kau lihat matanya yang bening
air mukanya yang cerah dan menyenangkan
atau bisa kau dengar sendiri
suaranya yang menggemaskan
atau kau juga bisa merasakan
sesal hujan yang mengguyur tubuh mungilnya
meraung-raung di langit sajak
lalu berhenti sejenak
hujan melihatnya dengan mata yang sungguh,
bahwa ia hanya ingin rumah sederhana
untuknya berteduh, yang sederhana saja
tapi tak ada, ia masih terlampau belia
jika harus mengusung luka pada perasaan dan pundaknya
yang kecil, yang rapuh, dan yang tak terlindung
lalu hujan turun dan berkata,
berteduhlah padaku anak cinta
di mataku yang dibasahi airmata.








Puisi “Anak Hujan” menampilkan ketulusan emosi yang mendalam, menciptakan gambaran yang sangat menyentuh tentang seorang anak yang terjebak dalam hujan dan kerinduan akan kehadiran ibunya. Imageri yang kaya, seperti ‘mata yang bening’ dan ‘pundak yang kecil’, memunculkan perasaan empati yang kuat. Penyair berhasil menampilkan suasana melankolis yang harmonis dengan tema ketidakberdayaan anak, dan penggunaan hujan sebagai simbol perlindungan serta harapan sangatlah tepat. Meskipun puisi ini memiliki keindahan bahasa yang mengalir, ada beberapa bagian yang terasa sedikit bertele-tele, yang mungkin dapat disederhanakan untuk memperkuat pesan. Namun, keaslian ide tentang hubungan antara anak dan alam, serta rasa kehilangan, memberikan nuansa yang jarang ditemukan. Di atas semua itu, kedalaman makna puisi ini sangat menggugah, mendorong pembaca untuk merenungkan tentang perlunya perlindungan bagi yang lemah. Namun, elemen kejutan mungkin kurang terasa, karena alur cerita cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang mengesankan dan penuh perasaan.