Puisi Masdiyanto Berjudul Si Lundu Mifahu 1 Bait 17 Baris

M
Si Lundu Mifahu
© Masdiyanto
Aku Sang Munafik
Memajang diri seolah bajik
Sampah!
Aku bingkai seolah rempah
Ku jajakan pada penjajah
Agar tak dinilai murah
Sumpah!
Aku sebenarnya penguasa
Hanya berlagak rakyat jelata
Bernaung di balik tahta
Tanpa seorangpun menduga
Telah kuinjak setumpuk karung pengorbanan
Lalu berdiri mengangkat tangan
Akulah sang dermawan
Dalam lensa keabadian
Sebut aku si Lundu Mifahu
Nama spesial dari sang guru
Puisi ‘Si Lundu Mifahu’ menawarkan potret menggugah tentang kemunafikan dan manipulasi kekuasaan. Penggunaan kata-kata seperti ‘munafik’, ‘sampah’, dan ‘rempah’ memberikan kekuatan emosional yang tajam, menghadirkan rasa marah dan ironi yang kuat. Bahasanya cukup indah, dengan permainan kata yang efektif dan ritme yang mengalir, meskipun cenderung kasar untuk menegaskan pesan yang ingin disampaikan. Ide tentang seorang yang menyamar sebagai dermawan namun sebenarnya adalah seorang penguasa yang culas cukup orisinal, memberikan pandangan segar mengenai topik manipulasi sosial. Kedalaman makna terlihat dari bagaimana puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan sisi gelap dari sifat manusia dan dunia politik. Namun, elemen kejutan agak terbatas, karena meski ada beberapa pernyataan yang mengejutkan, tema kemunafikan dan kekuasaan sudah sering diangkat dalam karya sastra lainnya. Meski demikian, puisi ini tetap berhasil menyampaikan pesan yang mengena dan menggugah perasaan pembacanya.