Puisi Zainab Baudin Berjudul Sahabat Sebebar 1 Bait 16 Baris
Z
Sahabat Sebebar
© Zainab Baudin
Menemui kamu dipersimpangan hidupku,
Adalah satu anugerah,
Nanti kita pergi tanpa kata,
Waktu itu masa bukan lagi milik kita.
Memori kelak makin kusam,
Aku akan dilupakan,
Hidup kita seterusnya pada perjalanan akhirat,
Siapa yang bakal menjadi sahabat sebenar pada jalan itu nanti,
Sahabat setia,
Antara ruh dan jasad sudah bercerai,
Cukuplah Allah bagiku.
Cukuplah Allah bagiku.
Hadirlah dalam jiwa yang kelam,
Nur itu kebahagiaan hidup ku.
Menyebut namaMu dipersada dunia,
Hidup dan matiku.
Puisi “Sahabat Sebebar” menyuguhkan pertemuan yang mendalam antara kehidupan dan spiritualitas, menggambarkan perjalanan jiwa yang melampaui batas duniawi. Penyair berhasil menciptakan suasana reflektif melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun sarat makna. Ungkapan seperti ‘Cukuplah Allah bagiku’ memberikan nuansa ketenangan sekaligus harapan, menciptakan resonansi emosional yang kuat. Namun, meskipun ada keindahan dalam liriknya, beberapa frasa terasa agak repetitif dan bisa dieksplorasi lebih dalam untuk memperkaya pengalaman pembaca. Ide tentang persahabatan yang abadi di akhirat merupakan tema yang menarik dan sangat relevan, namun bisa lebih dikuatkan dengan penambahan elemen naratif atau simbolis yang lebih kuat. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh, tetapi masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal bahasa dan kedalaman makna.