Puisi khatijah reduan Berjudul Monolog seorang wanita 2 Bait 15 Baris
k
Monolog seorang wanita
© khatijah reduan
Tanpa segan kaki ini berdiri
Dihadapan cermin usang
Cuba menerobos jiwa sendiri
Tanpa menghirau dingin pagi
Aku seorang wanita ,
apa yang ingin ku cari ?
mengapa takut amat meguasai?
Kata orang tangan yang menghayun buaian,
Bisa menggegar dunia tapi adakah itu pasti?
Aku cuba pasrah
Menjadi khalifah bukanlah sesuatu yang mudah
Aku ibu yang perlu kuat
Aku juga isteri yang perlu setia dan taat
Aku juga anak yang perlu berbakti pada orang tua
Aku juga srinkadi yang bersedia berjuang demi negara
Puisi “Monolog seorang wanita” berhasil menggambarkan pergulatan batin seorang wanita yang terjebak dalam berbagai peran sosial. Melalui liriknya, penulis menyampaikan rasa keraguan dan pencarian identitas diri dengan cara yang mendalam. Gaya bahasa yang digunakan sederhana namun efektif dalam menyampaikan emosi yang kuat. Terdapat nuansa ketidakpastian yang mencerminkan kondisi jiwa, yang membuat pembaca dapat merasakan kepedihan dan kekuatan sekaligus. Meskipun tema tentang peran wanita dalam masyarakat bukanlah hal baru, sentuhan personal yang dihadirkan oleh penulis memberikan keaslian yang patut diapresiasi. Elemen kejutan dalam puisi ini agak kurang, karena alur pemikiran yang linear membuat pembaca dapat menebak arah emosinya. Namun, secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh aspek-aspek penting tentang perjuangan wanita dalam menjalani kehidupan yang multifaset.