Puisi Verlinus Makung Berjudul kesunyian Malam 1 Bait 17 Baris
V
kesunyian Malam
© Verlinus Makung
Bezikir bintang menyatuhkan cahaya
Kini aku menatap lagit yang selalu ada
saban hari aku selalu menungg datangnya malam
yang aku ingin sampaikan kisah yang kelam
Segumpalan payoda melitasi langit yang kini hanyalah bunga malam
Malampun telah tiba
Serayu malam kini datang mengaduh
untuk berlabuh dengan perahu
tapi aku tak kunjung datang
Aku terjerumus dalam malam yang pekat
Walaupun aku hendak berlabu walaupun hati berkabut
Keheningan ini membawa senduh
Dimana hati selalu bertanya jauh
Ketika serayu malam tak kunjung henti
Hatiku tak berpaling tak menentu
Ketika jawaban tak bertemu
Akulah senduh yang selalu mengaduh rindu
Puisi “Kesunyian Malam” berhasil menangkap nuansa kesepian dan kerinduan dengan sangat baik. Gaya bahasa yang digunakan terkesan puitis dan penuh imaji, seperti dalam ungkapan “Bezikir bintang menyatuhkan cahaya” yang memberikan gambaran indah tentang malam. Meskipun ada beberapa frasa yang terasa agak repetitif, secara keseluruhan struktur puisi ini mengalir dengan harmonis dan menciptakan atmosfer yang mendalam. Keberanian penulis untuk mengeksplorasi tema kesunyian dan kerinduan membuat karya ini terasa otentik dan menyentuh. Namun, penulis bisa lebih menggali kedalaman makna di balik setiap ungkapan, agar pembaca dapat merasakan lebih dalam emosi yang ingin disampaikan. Di sisi lain, elemen kejutan kurang terlihat dalam puisi ini; pembaca dapat merasakan arah cerita yang cukup jelas tanpa ada belokan yang tak terduga. Meski demikian, puisi ini tetap memancarkan keindahan dan kekuatan emosi yang patut diapresiasi. Penggunaan imaji malam yang melankolis sangat efektif dalam menyampaikan kerinduan yang mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang layak untuk dibaca dan direnungkan lebih jauh.