Puisi PencilSpirit Berjudul Idul Adha 12 Bait 31 Baris

Idul Adha
Disuatu sore disebuah bangku didepan rumah,
Seorang ayah duduk memandang langit yang menguning,
Kedua telapak tangannya tengadah dan basah,
Basah oleh air mata yang tak kunjung mengering,
"Wahai ayah, apa gerangan yang membuatmu bersedih?"
Tanya seorang pemuda dengan nada lirih
"Bukankah kita telah berkumpul kembali?"
Sahutnya kembali seraya menghampiri
"Anakku, ayah sungguh mencintaimu"
Dengan suara berat beliau bercerita
...
Pemuda itu sejenak tersenyum
"Ayah, ketahuilah bahwa engkau akan mendapatiku,
sebagai seorang yang ikhlas"
"Lakukanlah apabila Allah berkehendak"
"Jika ibunda bertanya,"
"Katakanlah, kelak kita akan berkumpul disurga"
Dengan gemetar sejadinya,
Mata terpejam sekuatnya,
Buah hati yang dulu ditimang
Kini terbaring untuk berpulang
Bismillahirrahmanirrahim....
Sedetik kemudian, dari balik punggungnya.
"Ayah"
Isak tangis sejadinya,
Mereka berpelukan seerat-eratnya.
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Laaaaailahailallahu, Allahu Akbar,
Allahu Akbar walillailham..
Puisi “Idul Adha” berhasil menyentuh sisi emosional pembaca melalui penggambaran hubungan yang mendalam antara ayah dan anak. Penggunaan bahasa yang sederhana namun menggugah menambah kekuatan ekspresi perasaan, terutama dalam momen-momen haru yang menggambarkan kesedihan dan keikhlasan. Penulis dengan cermat menciptakan suasana yang melankolis, di mana setiap baitnya mengajak pembaca untuk merasakan kedalaman cinta dan kehilangan. Meskipun tema tentang Idul Adha merupakan tema yang umum, pendekatan penulis dalam mengekspresikan perasaan melalui dialog dan deskripsi yang menyentuh hati memberikan nuansa keaslian. Namun, ada beberapa bagian yang dapat diperhalus dari segi pilihan kata untuk meningkatkan keindahan bahasa. Kedalaman makna puisi ini cukup kuat, mengajak kita merefleksikan tentang cinta, kehilangan, dan harapan untuk berkumpul kembali di surga. Elemen kejutan hadir meski tidak terlalu mencolok, tetapi tetap memberikan dampak emosional yang mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang penuh perasaan dan layak diapresiasi.