Puisi anonym Berjudul Dunia Kini 1 Bait 10 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.2
1 Voters
Puisi 1 Bait 10 Baris Tentang KehidupanDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
a

Dunia Kini

© anonym

Minggu pagi pun merebak,,,
Bagai daun kering berguguran,,
Tak henti-henti berguguran,,,
Saat semuanya terlena,,,
Semuanya berubah,,
Sekelompok manusia berencana yang merubah,,,
Yang salah jadi seperti biasa,,
Yang aneh jadi seperti wajar,,
Hati-hatilah sayang,,
Itulah dunia kini.


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Dunia Kini” menyampaikan pesan yang mendalam tentang perubahan dan ketidakpastian dalam kehidupan sosial. Penggunaan imaji daun kering yang berguguran sangat efektif, menciptakan suasana melankolis yang sejalan dengan tema kehilangan dan ketidakberdayaan. Rangkaian metafora tentang perubahan norma yang membawa yang salah menjadi biasa dan yang aneh menjadi wajar menggugah refleksi kritis tentang kondisi masyarakat saat ini. Namun, meskipun puisi ini memiliki kekuatan dalam emosinya, saya merasa bahwa beberapa baris terasa repetitif dan bisa lebih dipadatkan untuk meningkatkan intensitasnya. Keindahan bahasa yang digunakan cukup memikat, tetapi ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam pilihan kata yang dapat memperkaya nuansa. Dalam hal keaslian ide, puisi ini cukup relevan dan mencerminkan realitas sosial, meskipun tema serupa sudah sering diangkat. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, tetapi bisa lebih ditajamkan untuk memberikan dampak yang lebih kuat. Elemen kejutan, meskipun ada, masih dapat ditingkatkan untuk mengejutkan pembaca dengan perspektif yang lebih unik. Secara keseluruhan, puisi ini layak diapresiasi, meskipun ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai puncak keindahan sastra.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *