Puisi Wiwi Sri Safitri Berjudul Abhinaya Asha 4 Bait 21 Baris
W
Abhinaya Asha
© Wiwi Sri Safitri
Mentari menyongsongkan sinar pagi
Menembus jiwa yang terbangun
Menyapanya dengan penuh harapan
Hingga mimpi tak terabaikan
Tangan mungil terus berdarma
Langkah kaki terus mengegah
Dengan rasa penuh gelora
Tuk arungi hidup demi tergapainya asha
Namun, kala kehidupan yang tak berarah
Kesusahan terus meyelimuti
Keputusasaan semakin menjadi
Orang terkasihpun tak merestui
Segenggam mimpi dari seorang putri
Seakan tak kan pernah terjadi
Abhinaya,
Kata yang selalu di genggam
Prinsip juang yang melekam
Mengantarkan ke pintu harapan
Tangisan dan perjuangan seakan terbayarkan
Kala mimpi itu tergapai
Rasa syukur diucapkan
Puisi “Abhinaya Asha” berhasil menyampaikan perjalanan emosional yang mendalam dari seorang individu dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan penggunaan metafora yang kuat, seperti ‘mentari menyongsongkan sinar pagi’, puisi ini menggambarkan harapan dan kebangkitan jiwa. Meskipun ada nuansa keputusasaan yang dihadapi, penulis mengemasnya dengan optimisme yang menyingkapkan kekuatan perjuangan. Penggunaan bahasa yang sederhana namun efektif memberikan keindahan tersendiri, meski kadang terasa repetitif. Ide yang diusung tentang perjuangan dan harapan adalah tema universal yang dapat mengena di hati banyak pembaca. Namun, kedalaman makna dalam beberapa bagian masih bisa diperluas untuk memberikan lebih banyak resonansi. Elemen kejutan dalam puisi ini tidak terlalu mencolok, tetapi penutupnya yang menyiratkan rasa syukur memberikan nuansa penutup yang manis. Secara keseluruhan, “Abhinaya Asha” adalah puisi yang berbicara tentang harapan dan ketekunan, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.