Puisi zainab baudin Berjudul Syukur 1 Bait 31 Baris
Syukur
Amazingly,
Aku ada kaki untuk berjalan,
Setiap detail perjalanan dapat aku hargai dengan lebih mendalam,
Aku bina hidup aku untuk menjadi lebih senang,
Saat kekayaan menggunung,
Aku akan kembali semula pada kosong,
Detik masa yang sukar hanya sementara,
Aku mula mengawal minda aku untuk tidak mengharapkan milikan selamanya,
Hidupku,
Aku mahu terus dengan iman,
Hanya Allah membahagiakan jiwa,
Merasa cukup dengan segalanya,
Saat diuji cukuplah Allah bagiku,
Aku punyai sahabat,
Saat berjauhan aku merinduinya,
Aku tahu mereka juga sama,
Hati aku rumah aku,
Aku bawa kotak hati aku kemana-mana sahaja,
Hingga penghujungnya,
Dunia bukan rumahku,
Hanya persinggahan,
Ada misi hang harus diteruskan,
Dalam menjadi dewasa aku sering melakukan kesilapan,
Bukan aku seorang yang menghadapi ujian ini,
Kamu pun begitu juga,
Cuma jangan mengalah dan berhenti,
Perjalanan hidup ini kadang impian bukan boleh dapat sekelip mata,
Bersabar...
Ada hikmah yang menanti,
All is well,
InsyaAllah!
Puisi “Syukur” menyajikan suatu refleksi yang mendalam tentang perjalanan hidup dan rasa syukur yang terjalin indah dalam setiap baitnya. Penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna ini menciptakan kedekatan emosional dengan pembaca. Penyair berhasil menunjukkan bagaimana setiap langkah hidup, baik yang sulit maupun yang bahagia, memiliki nilai tersendiri. Meskipun terdapat sedikit repetisi dalam ungkapan rasa syukur, hal ini justru memperkuat pesan bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri dan keimanan. Namun, beberapa bagian terasa kurang mengejutkan, karena tema tentang perjalanan hidup dan keimanan ini sudah umum. Walau begitu, keaslian ide yang diusung tetap terlihat dalam cara penyair mengaitkan perjalanan batin dengan pengalaman nyata. Di sisi lain, kedalaman makna yang disampaikan cukup mengesankan, dan mampu menggugah semangat untuk terus bersabar dan beriman. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyejukkan hati dan mengajak pembaca untuk merenung.