Tak Sepandan

Chairil Anwar

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.

Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    4
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Tak Sepandan” berhasil menyampaikan perasaan kesedihan dan kehilangan dengan sangat kuat. Penggunaan referensi mitologis, seperti Ahasvéros dan Eros, memberikan dimensi yang mendalam pada tema cinta yang tidak terbalas. Penulis dengan cerdas menggambarkan perjalanan emosional yang seakan terjebak dalam ruang dan waktu, menciptakan rasa keterasingan yang mendalam. Frasa seperti ‘merangkaki dinding buta’ dan ‘dikutuk sumpahi Eros’ menegaskan rasa putus asa yang melanda subjek puisi. Keindahan bahasa yang dipilih, meskipun kadang terasa puitis, tetap mampu menyentuh hati pembaca. Namun, ada kalanya keindahan ini terkesan berat dan bisa membingungkan bagi sebagian pembaca. Secara keseluruhan, puisi ini menunjukkan keaslian ide yang menarik dan kaya akan simbolisme, tetapi bisa lebih diperdalam untuk menjangkau nuansa yang lebih kompleks. Elemen kejutan hadir di akhir, saat pembaca dihadapkan pada gambaran ‘terpanggang tinggal rangka’, yang merupakan penutup yang kuat namun sekaligus menyedihkan. Ini adalah puisi yang patut dicermati, dengan kemungkinan untuk beresonansi lebih jauh dalam hati para pembaca.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *