Pukul 7.15 Sehelai Daun Jatuh di Kaki Jendela Sebuah Dusun

M. Aan Mansyur

jika aku menulis pagi, yang kaulihat
cuma langit & kesemrawutan di jalan.

jika aku menulis pohon, kauluput
bertanya tentang burung yang mati
di rantingnya, atau api & gergaji
pura-pura mencintai batangnya.

jika aku menulis rumah, selain dinding
& atap & pintu & kehilangan, apa lagi
yang kautangkap?

jika aku menulis negara, puisi ini penuh
orang jakarta berusaha sembuh dari diri
mereka sendiri.

.

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    3
    3.8/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Pukul 7.15 Sehelai Daun Jatuh di Kaki Jendela Sebuah Dusun” menyuguhkan gambaran yang mendalam tentang interaksi penulis dengan lingkungan sekitar. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, puisi ini berhasil menggugah emosi pembaca, membawa mereka merasakan kehadiran pagi yang sepi, tetapi sarat makna. Ketidakpastian dan keindahan dalam setiap baitnya menunjukkan kepekaan penulis terhadap detail-detail kecil dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat pertanyaan retoris yang muncul, mengundang pembaca untuk berkontribusi dalam menjelajahi tema kehilangan dan pencarian makna dalam hidup. Meskipun beberapa bagian terasa agak ambigu, hal ini justru memberikan ruang bagi interpretasi yang lebih luas. Di sisi lain, meski ada keindahan dalam strukturnya, ada kalanya bahasa yang dipilih tampak kurang berirama. Namun, secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang kaya akan pengalaman dan refleksi, berhasil menyentuh jantung realitas dalam kesederhanaan yang mendalam.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *