Tuhan di Kedai Kopi

M. Aan Mansyur

tiap pagi aku ke kedai kopi dekat rumah
mencuri dengar kenyataan berhamburan
dari pikiran yang lebam & belum berhenti
mencari

“semalam di dalam mimpi aku bertemu tuhan
untuk aku sembah. dia bernama sakit yang tidak
mau sembuh.”

“aku meragukan tuhan. tetapi aku punya istri
& dua anak perempuan & ibuku semakin sering
diserang keinginan menghindar dari kata-kata
& negara tidak berhenti membunuh kita.”

“segelas kopi yang kugenggam sembari mengenang
hidupku yang terhapus adalah tuhan yang hangat.”

“aku sendiri. tuhan sendiri. aku masih berharap
dia mau berteman baik denganku.”

“apakah tuhan lebih dekat dari hidupku atau matiku?”

kerap kubayangkan diriku penyair. misalnya, pagi ini:
aku memungut mayat-mayat tuhan yang berjatuhan
di antara gelas-gelas kopi & aku ingin menulis puisi

                 tetapi menulis puisi berarti mengubah
setumpuk abu jadi hutan; berarti merebut bahasa
yang telah lama kembali ke mulut tuhan.

.

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    5
    Elemen Kejutan
    4
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Tuhan di Kedai Kopi” menyuguhkan sebuah refleksi yang mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan realitas kehidupan yang penuh derita. Penggunaan bahasa yang lugas namun puitis menciptakan suasana intim dan menggugah emosi, menjadikan pembaca terhubung dengan rasa sakit dan keraguan penulis. Imajinasi yang dituangkan dalam gambaran ‘mayat-mayat tuhan’ dan ‘gelas-gelas kopi’ adalah simbol yang kuat, mencerminkan pencarian makna dalam hidup yang sering kali terasa hampa. Meski puisi ini berisi keraguan, ada juga harapan yang tersisa, terlihat dari keinginan penulis untuk menjalin hubungan baik dengan Tuhan. Unsur kejutan hadir dalam cara penulis mengaitkan tema sehari-hari dengan pertanyaan eksistensial yang mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah ungkapan yang sangat personal dan mencerminkan kondisi sosial yang relevan, menjadikannya karya yang patut diapresiasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *