
Kami masuk serdadu dan dapat senapang
ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang
Yoho, darah kami campur arak!
Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak
Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali
Wahai, tanah yang baik untuk mati
Dan kalau ku telentang dengan pelor timah
cukilah ia bagi puteraku di rumah
Puisi “Lagu Serdadu” mengungkapkan emosi yang mendalam dan kompleks terkait pengalaman para serdadu, dengan sentuhan yang menggugah hati. Penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat menciptakan kedekatan antara pembaca dan tema yang diangkat. Frasa seperti “darah kami campur arak” dan “patung-patung dari perak” menciptakan kontras yang menarik antara harapan dan kenyataan pahit. Puisi ini juga berhasil mengeksplorasi tema patriotisme dan pengorbanan dengan cara yang orisinal, menghadirkan perspektif yang jarang terdengar. Selain itu, kedalaman makna yang terdapat dalam setiap bait mengajak pembaca untuk merenungkan warisan dan masa depan. Namun, meskipun ada elemen kejutan dalam beberapa pilihan kata dan gambaran, ada ruang untuk memperkuat aspek ini lebih lanjut. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang berani dan menyentuh, menggugah kesadaran pembaca akan realitas yang dihadapi para serdadu. Sebuah karya yang pantas untuk dinikmati dan direnungkan lebih dalam.