Sajak Orang Lapar

W.S. Rendra

kelaparan adalah burung gagak

yang licik dan hitam

jutaan burung-burung gagak

bagai awan yang hitam

o Allah !

burung gagak menakutkan

dan kelaparan adalah burung gagak

selalu menakutkan

kelaparan adalah pemberontakan

adalah penggerak gaib

dari pisau-pisau pembunuhan

yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

kelaparan adalah batu-batu karang

di bawah wajah laut yang tidur

adalah mata air penipuan

adalah pengkhianatan kehormatan

seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu

melihat bagaimana tangannya sendiri

meletakkan kehormatannya di tanah

karena kelaparan

kelaparan adalah iblis

kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

o Allah !

kelaparan adalah tangan-tangan hitam

yang memasukkan segenggam tawas

ke dalam perut para miskin

o Allah !

kami berlutut

mata kami adalah mata Mu

ini juga mulut Mu

ini juga hati Mu

dan ini juga perut Mu

perut Mu lapar, ya Allah

perut Mu menggenggam tawas

dan pecahan-pecahan gelas kaca

o Allah !

betapa indahnya sepiring nasi panas

semangkuk sop dan segelas kopi hitam

o Allah !

kelaparan adalah burung gagak

jutaan burung gagak

bagai awan yang hitam

menghalang pandangku

ke sorga Mu.

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    5
    Elemen Kejutan
    4
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Sajak Orang Lapar” berhasil menyentuh emosi pembaca melalui gambaran yang kuat dan simbolis tentang kelaparan. Penulis menggunakan perumpamaan burung gagak untuk menciptakan suasana gelap dan menakutkan, mencerminkan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang kelaparan. Gaya bahasa yang repetitif dan melankolis, seperti pengulangan frasa “o Allah!” memberikan kedalaman emosional yang menyentuh hati. Namun, meskipun kekuatan emosinya sangat mengesankan, ada kalanya penggunaan metafora terasa berlebihan, yang dapat mengurangi keindahan bahasa. Ide tentang kelaparan sebagai iblis dan pemberontakan sangat orisinal, menciptakan konteks sosial yang relevan. Di sisi lain, kedalaman makna dalam menggambarkan kehormatan yang terinjak oleh kelaparan memberikan refleksi yang mendalam tentang kondisi kemanusiaan. Elemen kejutan hadir dalam kontras antara deskripsi kelaparan yang sangat kelam dengan harapan akan sepiring nasi dan secangkir kopi. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan pengalaman membaca yang mendalam dan menggugah kesadaran sosial.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *