Puisi One Putra Berjudul Hujan Menuju Esok 2 Bait 16 Baris
O
Hujan Menuju Esok
© One Putra
Rebah sejenak
Kau bilang tidak kuat berjalan
Tenang, aku duduk merangkulmu
Malah petang yang kau cari
Bukankah dia sudah pergi
Masih seperti kemaren
hanya hujan tak seramai pasar malam
Ku pesankan dua teh ya
Buat kita dan hujan
Cukup secangkir berdua
Hujan biarkan dia sendiri
Secangkirpun belum tentu habis
Pikirkan saja dulu
Kita duduk di beranda
Bercerita tentang hujan sedari siang hingga esok
Mungkin
Puisi “Hujan Menuju Esok” menghadirkan nuansa yang tenang dan reflektif, dengan gambaran sederhana namun mendalam tentang momen berbagi di bawah hujan. Dalam cuplikan ini, penulis berhasil menciptakan suasana intim melalui dialog yang hangat antara dua tokoh. Kekuatan emosinya terasa kuat, terutama dalam penggambaran ketidakberdayaan dan keinginan untuk bersama, meski dalam kesedihan. Bahasa yang digunakan sangat indah, dengan penggunaan metafora sederhana namun efektif, seperti ‘secangkir berdua’ yang melambangkan kebersamaan. Keaslian ide tentang hujan sebagai simbol ketidakpastian dan harapan juga menarik, meskipun mungkin tidak sepenuhnya baru, namun penulis menyajikannya dengan gaya yang segar. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, mengekspresikan perasaan kerinduan dan ketenangan di tengah kesedihan. Namun, elemen kejutan terasa minim, karena alur yang diambil cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil mengajak pembaca merenung tentang pentingnya momen-momen kecil dalam hidup, terutama di saat-saat sulit.
Secara keseluruhan, puisi ini memberikan pengalaman emosional yang menyentuh dan mengundang refleksi.