Suti

Widji Thukul

Suti tidak pergi kerja

pucat ia duduk dekat ambennya

Suti di rumah saja

tidak ke pabrik tidak ke mana-mana

Suti tidak ke rumah sakit

batuknya memburu

dahaknya berdarah

tak ada biaya

Suti kusut-masai

di benaknya menggelegar suara mesin

kuyu matanya membayangkan

buruh-buruh yang berangkat pagi

pulang petang

hidup pas-pasan

gaji kurang

dicekik kebutuhan

Suti meraba wajahnya sendiri

tubuhnya makin susut saja

makin kurus menonjol tulang pipinya

loyo tenaganya

bertahun-tahun dihisap kerja

Suti batuk-batuk lagi

ia ingat kawannya

Sri yang mati

karena rusak paru-parunya

Suti meludah

dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata

suara mesin kembali menggemuruh

bayangan kawannya bermunculan

Suti menggelengkan kepala

tahu mereka dibayar murah

Suti meludah

dan lagi-lagi darah

Suti merenungi resep dokter

tak ada uang

tak ada obat

solo, 27 februari 88

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Suti” menghadirkan gambaran yang kuat dan realistis tentang kehidupan seorang buruh yang terperangkap dalam kesengsaraan. Dengan bahasa yang sederhana namun tajam, penyair berhasil mengekspresikan rasa sakit dan perjuangan yang dialami Suti. Penggambaran fisik dan emosional Suti, yang terkurung dalam rutinitas harian dan masalah kesehatan, menciptakan resonansi yang mendalam bagi pembaca. Penggunaan repetisi, seperti dalam kalimat ‘Suti tidak’, menggambarkan keputusasaan secara efektif. Meskipun puisi ini memiliki kekuatan dalam menyampaikan pesan sosial, keindahan bahasa yang digunakan terkesan fungsional dan kurang berupaya menciptakan estetika yang lebih mendalam. Ide yang diangkat adalah hal yang umum dan mungkin telah dieksplorasi sebelumnya dalam konteks lain, meski tetap relevan. Kedalaman makna hadir dalam konteks sosial yang kuat, namun elemen kejutan terasa kurang memikat, sehingga pembaca mungkin sudah dapat memperkirakan alur cerita. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh dan menggugah, meskipun masih ada ruang untuk eksplorasi bahasa yang lebih kaya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *