
Turis berpapasan, turis berpisahan, di meja makan, pada putih pasta tua,
dan percakapan yang ditelan hujan. Somewhere, I met you somewhere.
Di belakang itu suara batuk, lampu goyang, hitam cumi pada malam,
dan seorang tamu berteriak, ”Aku harus pergi.” Kapan? Ke siapa?
Seorang gadis menangis. Tapi aku tahu ia menyimpan ceritanya sendiri.
Dalam brandy, dalam kaca telepon genggam, sudut itu bisu. Somewhere…
2018
Puisi “Somewhere” menggambarkan suasana yang penuh nuansa dan emosi, membawa pembaca ke dalam momen-momen kecil yang sarat makna. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, seperti ‘turis berpapasan’ dan ‘turis berpisahan’, berhasil menciptakan gambaran yang hidup tentang pertemuan dan perpisahan. Elemen hujan dan suara batuk menambah dimensi emosional yang mendalam, membuat kita merenungkan tentang fragmen-fragmen kehidupan yang sering terabaikan. Meskipun ada keindahan dalam kesederhanaan ini, ada kalanya penyampaian ide terasa kurang orisinal, karena tema pertemuan dan perpisahan adalah hal yang umum dalam puisi. Namun, bagaimana pengarang mengemasnya dalam konteks yang spesifik, seperti ‘brandy’ dan ‘kaca telepon genggam’, memberi nuansa modern dan relevan. Kedalaman makna dalam puisi ini cukup kuat, mengajak pembaca untuk menggali lebih dalam tentang cerita di balik tangisan gadis dan kepergian sang tamu. Secara keseluruhan, “Somewhere” menyajikan pengalaman puitis yang menggugah, meski tidak sepenuhnya mengejutkan. Puisi ini berhasil meninggalkan kesan mendalam tentang ketidakpastian dalam hubungan manusia, meski ada ruang untuk eksplorasi ide yang lebih segar.