Puisi Sikap

Widji Thukul

maumu mulutmu bicara terus

tapi tuli telingamu tak mau mendengar

maumu aku ini jadi pendengar terus

bisu

kamu memang punya tank

tapi salah besar kamu

kalau karena itu

aku lantas manut

andai benar

ada kehidupan lagi nanti

setelah kehidupan ini

maka aku kuceritakan kepada semua makhluk

bahwa sepanjang umurku dulu

telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku

dan kuhabiskan hidupku

untuk menentangmu

hei penguasa zalim

24 januari 97

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi berjudul “Puisi Sikap” ini menyajikan sebuah ekspresi yang kuat dan berani terhadap ketidakadilan serta penindasan. Melalui penggunaan kata-kata yang lugas dan langsung, penyair berhasil menyampaikan suara hati yang terdampak oleh kekuasaan yang zalim. Emosi yang terpancar terasa nyata, mengajak pembaca untuk merasakan ketidakberdayaan sekaligus semangat perlawanan. Namun, di sisi lain, keindahan bahasa yang digunakan terasa kurang terjaga, dengan ritme yang kadang tidak konsisten. Keaslian ide yang diangkat, yaitu tentang keberanian melawan penindasan, patut diacungi jempol, meskipun tema ini sudah sering muncul dalam sastra. Kedalaman makna puisi ini cukup signifikan, karena mampu menggugah refleksi tentang ketidakadilan sosial. Namun, elemen kejutan dalam penyampaian pesan tampak kurang, membuat puisi ini lebih terkesan sebagai seruan perjuangan daripada sebuah karya yang memberikan twist yang mengejutkan. Secara keseluruhan, “Puisi Sikap” adalah karya yang menggugah meski masih memiliki ruang untuk perbaikan dalam aspek keindahan bahasa dan elemen kejutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *