
aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa
18 juni 97
Beberapa pilihan puisi Wiji Thukul dalam Lingkungan Kita Si Mulut Besar
Puisi “Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa” berhasil menyampaikan emosi yang mendalam dengan suara yang kuat dan tak tergoyahkan. Penyair menciptakan gambaran yang hidup dan kontras antara kekuatan kata-kata dan kelemahan fisik, menyoroti ketegangan antara eksistensi dan kehilangan. Gaya bahasa yang digunakan terkesan lugas namun puitis, menciptakan keindahan yang sederhana namun efektif. Penggunaan istilah seperti ‘kata-kata gelap yang berkeringat’ menunjukkan inovasi dalam menggambarkan perjuangan. Namun, makna di balik puisi ini mengajak pembaca untuk merefleksikan konsekuensi dari kata-kata yang diucapkan, serta bagaimana itu membentuk realitas. Elemen kejutan dalam puisi ini mungkin kurang mencolok, namun kekuatan keseluruhan puisi ini terletak pada ketulusan dan kejujuran emosinya. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang kuat dan menggugah, mencerminkan realitas yang dihadapi banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari.