Catatan

Widji Thukul

gerimis menderas tengah malam ini

dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi

dalam sunyi hati menggigit lagi

ingat

saat pergi

dan pipi kiri kananmu

kucium

tak sempat mencium anak-anak

khawatir

membangunkan tidurnya (terlalu nyenyak)

bertanya apa mereka saat terjaga

aku tak ada (seminggu sesudah itu

sebulan sesudah itu

dan ternyata lebih panjang dari yang kalian harapkan!)

dada mengepal perasaan

waktu itu

cuma terbisik beberapa patah kata

di depan pintu

kaulepas aku

meski matamu tak terima

karena waktu sempit

aku harus gesit

genap ½ tahun aku pergi

aku masih bisa merasakan

bergegasnya pukulan jantung

dan langkahku

karena penguasa fasis

yang gelap mata

aku pasti pulang

mungkin tengah malam dini

mungkin subuh hari

pasti

dan mungkin

tapi jangan

kau tunggu

aku pasti pulang dan pasti pergi lagi

karena hak

telah dikoyak-koyak

tidak di kampus

tidak di pabrik

tidak di pengadilan

bahkan rumah pun

mereka masuki

muka kita sudah diinjak!

kalau kelak anak-anak bertanya mengapa

dan aku jarang pulang

katakan

ayahmu tak ingin jadi pahlawan

tapi dipaksa menjadi penjahat

oleh penguasa

yang sewenang-wenang

kalau mereka bertanya

“apa yang dicari?”

jawab dan katakan

dia pergi untuk merampok

haknya

yang dirampas dan dicuri

15 januari 97

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    5
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    4.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Catatan” menyajikan gambaran yang mendalam tentang kesedihan dan perjuangan individu dalam menghadapi penguasa yang sewenang-wenang. Penulis berhasil menggabungkan elemen personal dan sosial yang menyentuh, menciptakan resonansi emosional yang kuat. Penggunaan metafora dan imaji yang sederhana namun tajam, seperti ‘gerimis menderas’ dan ‘dada mengepal’, menciptakan suasana melankolis yang kental. Keberanian untuk mengungkapkan ketidakadilan dan kehilangan dalam konteks yang lebih luas, tanpa menghilangkan sisi kemanusiaan, menunjukkan keaslian ide yang patut diapresiasi. Namun, meskipun kedalaman makna terasa kuat, elemen kejutan dalam puisi ini relatif terbatas, karena tema perjuangan melawan penindasan sering kali menjadi fokus dalam karya sastra. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi pembacanya, membawa kita pada refleksi tentang hak dan perjuangan individu di tengah kekuasaan yang menindas.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *