
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.
Puisi “Merdeka” menampilkan perjuangan batin yang mendalam, mencerminkan kerinduan akan kebebasan dalam konteks yang lebih luas. Penggunaan frasa seperti ‘Aku mau bebas dari segala’ dan ‘Hidupku terlalu tenang’ menciptakan ketegangan antara harapan dan kenyataan, yang sangat menggugah emosi. Penyair berhasil menangkap pengalaman manusiawi yang universal, membuat pembaca merasakan derita dan pencarian makna dalam hidup. Namun, meskipun ada keindahan dalam pilihan kata, beberapa bagian terasa agak berulang dan bisa memperkuat ritme puisi. Dari segi keaslian, meskipun tema kebebasan adalah tema klasik, penyampaian yang penuh nuansa memberikan sentuhan baru. Kedalaman makna dihadirkan dengan cukup baik, meskipun ada potensi untuk eksplorasi lebih jauh. Elemen kejutan dalam puisi ini terasa minim, meski penyair berhasil membangun ketegangan yang cukup. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menggugah dan penuh renungan, meskipun bisa lebih berani dalam mengeksplorasi ide-ide baru.