
Berdiri tersentak
Dari mimpi aku bengis dielak
Aku tegak
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Tangan meraba ke bawah bantalku
Keris berkarat kugenggam di hulu
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Aku mencari
Mendadak mati kuhendak berbekas di jari
Aku mencari
Diri tercerai dari hati
Bulan bersinar sedikit tak tampak
Puisi “Dendam” mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan kehilangan dan kemarahan yang terpendam. Dengan penggunaan kata-kata yang kuat dan gambaran yang mencolok, penulis berhasil menciptakan suasana yang gelap dan mencekam. Pengulangan frasa ‘Bulan bersinar sedikit tak nampak’ memberikan efek dramatis yang mendukung tema kegelapan jiwa. Meskipun demikian, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan dapat diperbaiki untuk memperkaya pengalaman membaca. Di sisi lain, penggunaan simbol keris sebagai alat perjuangan dan identitas sangat mencolok, menambah kekuatan visual puisi ini. Di dalamnya terdapat pertanyaan mendalam tentang identitas dan pemisahan antara diri dan hati. Keseluruhan, puisi ini menawarkan pengalaman emosional yang kuat, meskipun ada ruang untuk eksplorasi ide yang lebih dalam. Secara keseluruhan, “Dendam” adalah karya yang mampu menggugah perasaan dan meresap ke dalam pikiran pembaca.