
Kita guyah lemah
Sekali tetak tentu rebah
Segala erang dan jeritan
Kita pendam dalam keseharian
Mari tegak merentak
Diri sekeliling kita bentak
Ini malam purnama akan menembus awan.
Kita guyah lemah
Sekali tetak tentu rebah
Segala erang dan jeritan
Kita pendam dalam keseharian
Mari tegak merentak
Diri sekeliling kita bentak
Ini malam purnama akan menembus awan.
Puisi “Kita Guyah Lemah” menciptakan gambaran yang kuat tentang ketidakberdayaan dan perjuangan dalam menghadapi kesulitan hidup. Melalui pilihan kata yang sederhana namun penuh makna, penulis berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang penderitaan yang sering kali tersembunyi di balik wajah keseharian. Frasa seperti ‘sekali tetak tentu rebah’ mencerminkan siklus kegagalan yang dialami banyak orang, sedangkan ajakan untuk ‘tegak merentak’ memberikan harapan dan dorongan untuk bangkit. Keindahan bahasa terasa dalam ritme dan bunyi lirik yang harmonis, meskipun ada beberapa bagian yang bisa lebih diperhalus untuk menambah keindahan ekspresi. Ide untuk mengaitkan malam purnama dengan kebangkitan adalah hal yang menarik, meskipun tidak sepenuhnya mengejutkan. Secara keseluruhan, puisi ini menggugah emosi dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik kesulitan hidup, menawarkan kedalaman yang layak untuk diapresiasi.