Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
Duli Tuanku ?
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
Puisi “Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini” menyampaikan pesan yang kuat dan mendalam tentang perjuangan rakyat dalam menghadapi ketidakadilan. Dengan penggunaan repetisi frasa ‘Tidak ada pilihan lain, Kita harus Berjalan terus’, penulis berhasil menciptakan ritme yang menekankan urgensi dan keharusan untuk terus berjuang, seakan menggugah kesadaran kolektif pembaca. Bahasa yang digunakan meski sederhana, namun sangat lugas dan mampu menyentuh emosi pembaca. Lirik-lirik yang menggambarkan kondisi rakyat yang menderita, bersatu dalam penderitaan, memberikan gambaran yang jelas tentang ketidakpuasan terhadap kondisi sosial-politik saat itu. Namun, di balik kesederhanaan ini, terdapat kedalaman makna yang mengajak kita merenungkan kembali arti sejati dari kemerdekaan. Elemen kejutan dalam puisi ini mungkin tidak terlalu mencolok, tetapi kejujuran dan ketulusan dalam ungkapan perasaan menciptakan dampak yang kuat. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan refleksi yang sangat relevan dan menggugah semangat perjuangan.