
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami turut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.”
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami turut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.”
Puisi “Karangan Bunga” mengajak kita menyelami kedalaman emosi yang dihadapi oleh anak-anak dalam situasi duka yang mendalam. Penggambaran langkah malu-malu dari tiga anak kecil menciptakan nuansa lugu dan tulus, yang kontras dengan realitas tragis yang mereka hadapi. Pita hitam sebagai simbol duka bukan hanya menunjukkan rasa kehilangan, tetapi juga ketidakberdayaan anak-anak menghadapi kekerasan di sekeliling mereka. Keindahan bahasa yang digunakan sederhana namun efektif, menciptakan suasana haru tanpa berlebihan. Meskipun ide tentang kehilangan bukanlah hal yang baru, penyampaian melalui perspektif anak-anak memberikan keaslian tersendiri yang menyentuh hati. Dalam hal kedalaman makna, puisi ini menggugah pembaca untuk merenungkan dampak kekerasan, terutama terhadap generasi muda. Namun, elemen kejutan cukup minim, karena tema duka sudah umum dalam sastra. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan emosional, menjadikannya karya yang layak diapresiasi.