Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis (1998)

Taufiq Ismail

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri

Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan

Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami

Sejak lahir sampai dewasa ini

Jadi sangat tepergantung pada budaya

Meminjam uang ke mancanegara

Sudah satu keturunan jangka waktunya

Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula

Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni

Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi

Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini

Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi

Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia

Kita gadaikan sikap bersahaja kita

Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta

Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka

Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita

Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia

Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama

Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia

Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi

Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri

Sambil kepala kita dimakan begini

Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti

Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi

Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni

Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama

Menggigit dan mengunyah teratur berirama

Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi

Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini

Bagai ikan kekurangan air dan zat asam

Beratus juta kita menggelepar menggelinjang

Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang

Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya

Meminjam kepeng ke mancanegara

Baca Juga : Mengenang Puisi Nonton Harga Karya Wiji Thukul
Dari membuat peniti dua senti

Sampai membangun kilang gas bumi

Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi

Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi

Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri

Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis

Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis

Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa

Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa

Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya

Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami

Kalian lah yang membuat kami jadi begini

Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi

Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis” karya penyair ini menyuguhkan sebuah narasi yang kuat mengenai perjuangan generasi yang terjebak dalam siklus utang dan ketidakberdayaan. Dengan kata-kata yang tajam dan penuh perasaan, penyair berhasil menggambarkan kondisi psikologis yang dialami oleh bangsa yang terjajah oleh budaya utang dan ketergantungan ekonomi. Emosi kesedihan dan kemarahan sangat terasa di setiap bait, menciptakan resonansi yang mendalam bagi pembaca. Keindahan bahasa yang digunakan, meskipun terkesan lugas, berhasil menyampaikan kritik sosial yang sangat relevan. Ide yang diangkat pun tergolong orisinal, menyoroti aspek ketergantungan yang sering kali terabaikan dalam wacana nasionalisme. Kedalaman makna puisi ini sangat mengesankan, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang identitas dan harga diri bangsa. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini terbilang minim; pembaca mungkin sudah dapat merasakan arah pemikiran penyair sejak awal. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menggugah pikiran dan perasaan, layak untuk diapresiasi dan didiskusikan lebih lanjut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *