Dalam Kamar 6 x 7 Meter

Widji Thukul

mimpi-mimpi bagusku kubunuh dengan kenyataan

tinggal tubuh kurus kering dan cericit tikus

ketika kuterbaring tidur di tikar dan bantal

yang banyak bangsatnya

tak seluruh mimpi-mimpi itu sirna

tersisa juga yang sederhana:

alangkah bahagia aku andai sudah bisa beli

minyak tanah dan menyalakan lampu teplok

lalu membaca buku sampai malam larut dan menulis

alangkah bahagia aku andai sudah beli kompor

dan masak supermi ketika lapar

alangkah bahagia aku andai sudah bisa menggaji ibu

membeli baju baru bagi adik-adik ketika lebaran

rokok buat bapak dan lain-lain

lapar memang memalukan!

(tiba-tiba aku mendengar jutaan nyawa saudaraku yang

karena lapar menjadi copet, lonte dan gelandangan

tiba-tiba aku merasa lebih kaya tinimbang mereka

rumah punya, nyewa tak apa

makan bisa hutang kiri-kanan

minum tersedia air sumur umum).

justru hari inilah

ketika aku lapar sendiri dalam kamar 6 x 7 meter

di sini ini

aku bersyukur masih sempat nulis puisi

aku bersyukur masih sempat nulis puisi

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    3
    3.8/5
    OVERALL SCORE

    Puisi berjudul “Dalam Kamar 6 x 7 Meter” ini berhasil menangkap kompleksitas emosi manusia dalam situasi keterbatasan. Penulis dengan cermat mengungkapkan rasa lapar dan keinginan sederhana yang sering kali terabaikan, menciptakan jembatan antara mimpi dan kenyataan. Gaya bahasa yang langsung dan lugas memberikan kedalaman pada pengalaman personal, sehingga pembaca dapat merasakan kepedihan dan harapan yang berkelindan. Penggunaan elemen repetisi pada frasa ‘alangkah bahagia aku andai’ memperkuat nuansa kerinduan dan cita-cita yang tak kunjung terwujud. Di sisi lain, puisi ini juga mengajak kita untuk merenungkan tentang keadaan sosial yang lebih luas, dengan menyentuh isu kemiskinan dan kesenjangan. Dengan demikian, penulis tidak hanya berbicara tentang diri sendiri, tetapi juga mengingatkan kita akan realitas yang dihadapi oleh banyak orang di sekitar kita. Secara keseluruhan, puisi ini memiliki daya tarik emosional yang kuat dan menyentuh, walaupun terkadang terasa kurang halus dalam pengungkapan bahasa. Namun, kejujuran dan keaslian ide yang disampaikan patut diapresiasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *