Baju Loak Sobek Pundaknya

Widji Thukul

Siang tadi aku beli baju

harganya murah

harganya murah bojoku

di pedagang loak

di pedagang loak bojoku

pundaknya sedikit sobek

sedikit sobek bojoku

bisa dijahit tapi

nanti akan kubeli benang

akan kubeli jarum

untuk menjahit bajumu bojoku

untukmu bojoku

baju itu untukmu

tadi siang kucuci baju itu

kucuci bojoku

tapi aku bimbang

aku bimbang bojoku

kutitip ke kawan

atau kubawa sendiri

nanti kalau aku pulang

kalau aku pulang bojoku

karena sekarang aku buron

diburu penguasa

karena aku berorganisasi

karena aku berorganisasi bojoku

baju itu kulipat bojoku

di bawah bantal

tak ada setrika bojoku

tak ada setrika

agar tak lusuh

agar tak lusuh

karena baju ini untukmu bojoku

22 Januari 96

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    3
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Baju Loak Sobek Pundaknya” menyajikan sebuah gambaran sederhana namun sarat dengan emosi yang mendalam. Penulis berhasil menciptakan nuansa keintiman melalui pengulangan frasa yang mencerminkan ketulusan dan cinta yang tulus, meski dalam situasi yang sulit. Penggunaan bahasa sehari-hari membuat pembaca dapat merasakan kedekatan dengan tokoh yang menceritakan kisahnya. Namun, meskipun puisi ini memiliki daya tarik, ada kesan monoton dalam struktur yang mungkin mengurangi kekuatan narasi. Ide tentang baju loak yang sobek menggambarkan perjuangan dan harapan, tetapi bisa lebih dieksplorasi untuk memberikan kedalaman yang lebih kuat. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang menyentuh hati dengan potensi untuk lebih berkembang di aspek keindahan bahasa dan kedalaman makna.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *