
Setiap ruang yang tertutup akan retak
karena mengandung waktu yang selalu mengimbangi
Dan akhirnya akan meledak
bila tenaga waktu terus terhadang
Cintaku kepadamu Juwitaku
Ikhlas dan sebenarnya
Ia terjadi sendiri, aku tak tahu kenapa
Aku sekedar menyadari bahwa ternyata ia ada
Cintaku kepadamu Juwitaku
Kemudian meruang dan mewaktu
dalam hidupku yang sekedar insan
Ruang cinta aku berdayakan
tapi waktunya lepas dari jangkauan
Sekarang aku menyadari
usia cinta lebih panjang dari usia percintaan
Khazanah budaya percintaan
pacaran, perpisahan, perkawinan
tak bisa merumuskan tenaga waktu dari cinta
Dan kini syairku ini
Apakah mungkin merumuskan cintaku kepadamu
Syair bermula dari kata,
dan kata-kata dalam syair juga meruang dan mewaktu
lepas dari kamus, lepas dari sejarah,
lepas dari daya korupsi manusia
Demikianlah maka syairku ini
berani mewakili cintaku kepadamu
Juwitaku
belum pernah aku puas menciumi kamu
Kamu bagaikan buku yang tak pernah tamat aku baca
Kamu adalah lumut di dalam tempurung kepalaku
Kamu tidak sempurna, gampang sakit perut,
gampang sakit kepala dan temperamenmu sering tinggi
Kamu sulit menghadapi diri sendiri
Dan dibalik keanggunan dan keluwesanmu
kamu takut kepada dunia
Juwitaku
Lepas dari kotak-kotak analisa
cintaku kepadamu ternyata ada
Kamu tidak molek, tetapi cantik dan juwita
Jelas tidak immaculata, tetapi menjadi mitos
di dalam kalbuku
Sampai disini aku akhiri renungan cintaku kepadamu
Kalau dituruti toh tak akan ada akhirnya
Dengan ikhlas aku persembahkan kepadamu :
Cintaku kepadamu telah mewaktu
Syair ini juga akan mewaktu
Yang jelas usianya akan lebih panjang
dari usiaku dan usiamu
Puisi “Sajak Sajak Cinta” memancarkan nuansa cinta yang mendalam, mengajak pembaca untuk merenungkan sifat abadi cinta yang melampaui waktu. Penulis dengan mahir mengolah kata-kata, menciptakan imaji yang kuat dan emosional, terutama dalam penggambaran cinta yang tidak sempurna namun tetap indah. Penggunaan metafora seperti ‘cintaku kepadamu Juwitaku’ dan ‘kamu bagaikan buku yang tak pernah tamat aku baca’ menunjukkan bagaimana penulis mampu menangkap kompleksitas hubungan manusia. Namun, ada beberapa bagian yang terasa repetitif, yang dapat mengurangi intensitas pesan. Meskipun demikian, keaslian ide tentang cinta yang bertransformasi seiring waktu sangat mengesankan, memberikan pandangan baru dalam konteks percintaan. Makna yang terkandung dalam puisi ini mendalam, mengajak kita untuk merenungkan perjalanan cinta yang tidak selalu mulus. Elemen kejutan dalam puisi ini mungkin kurang terasa, karena banyak tema cinta yang sudah umum, tetapi cara penyampaian yang jujur tetap memberikan daya tarik tersendiri. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang menyentuh hati dan menstimulus pemikiran, meskipun masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut.