Sajak Joki Tobing untuk Widuri

W.S. Rendra

Dengan latar belakang gubug-gubug karton,

aku terkenang akan wajahmu.

Di atas debu kemiskinan,

aku berdiri menghadapmu.

Usaplah wajahku, Widuri.

Mimpi remajaku gugur

di atas padang pengangguran.

Ciliwung keruh,

wajah-wajah nelayan keruh,

lalu muncullah rambutmu yang berkibaran

Kemiskinan dan kelaparan,

membangkitkan keangkuhanku.

Wajah indah dan rambutmu

menjadi pelangi di cakrawalaku.

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi ini dengan cemerlang menggambarkan pertemuan antara kemiskinan dan keindahan dalam konteks yang penuh ketegangan emosional. Penggambaran visual yang kuat, seperti “gubug-gubug karton” dan “Ciliwung keruh”, menciptakan suasana yang kontras dengan sosok Widuri yang menjadi lambang harapan dan keindahan. Penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis, seperti “usaplah wajahku” dan “rambutmu yang berkibaran”, menambah kekuatan emosional dan keindahan bahasa puisi ini. Meski tema kemiskinan bukanlah hal baru, cara penyampaian yang intim dan personal membuatnya terasa segar dan orisinal. Kedalaman makna yang tersirat, terutama dalam menghadapi realitas pahit kehidupan, membuat pembaca merenung lebih jauh. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini terasa kurang, tidak ada twist yang cukup mengejutkan untuk mengubah perspektif pembaca. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyentuh dan mengundang refleksi mendalam tentang cinta dan perjuangan di tengah kesulitan hidup.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *