Puisi Untuk Adik

Widji Thukul

Apakah nasib kita akan terus seperti

Sepeda rongsokan karatan itu?

O… tidak, dik!

Kita akan terus melawan

Waktu yang bijak bestari

Kan sudah mengajari kita

Bagaimana menghadapi derita

Kitalah yang akan memberi senyum

Kepada masa depan

Jangan menyerahkan diri kepada ketakutan

Kita akan terus bergulat

Apakah nasib kita akan terus seperti

Sepeda rongsokan karatan itu?

O… tidak, dik!

Kita harus membaca lagi

Agar bisa menuliskan isi kepala

Dan memahami dunia

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Puisi Untuk Adik” berhasil menyentuh emosi pembaca dengan ungkapan yang sederhana namun mendalam. Penggunaan metafora ‘sepeda rongsokan karatan’ secara efektif menggambarkan perasaan putus asa dan stagnasi yang mungkin dialami. Penulis mengajak adiknya untuk tidak menyerah dan terus melawan, memberikan dorongan yang kuat untuk menghadapi masa depan. Meskipun memiliki kekuatan dalam penyampaian emosi, puisi ini sedikit kurang dalam variasi bahasa yang lebih puitis. Ide yang diusung, yaitu perjalanan melawan waktu dan ketakutan, meski bukan hal baru, tetap relevan dan penting. Kedalaman makna terasa kuat terutama dalam konteks perjuangan hidup, namun beberapa bagian mungkin dapat lebih dieksplorasi untuk memberikan nuansa lebih. Elemen kejutan cukup minim, karena tema yang diusung cukup umum. Secara keseluruhan, puisi ini memiliki potensi yang besar dan dapat lebih berkembang dengan eksplorasi bahasa yang lebih kaya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *