
Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas
tapi kita kini mulai merindukannya
Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pergi hari
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan
Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru
Kita saksikan
Gunung membawa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?
Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani api dan batu
Allah
Ampunilah dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
akan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya
Baca Juga : Mengenang Puisi Chairil Anwar “Cintaku Jauh Di Pulau”
Puisi “Membaca Tanda-Tanda” menyajikan refleksi mendalam tentang keadaan lingkungan dan eksistensi manusia yang semakin terasing dari alam. Penggunaan repetisi dalam frasa ‘Kita saksikan’ menciptakan ritme yang kuat, menggugah pembaca untuk merenungkan dampak dari tindakan kita terhadap bumi. Emosi yang terpancar dari keputusasaan dan kerinduan akan sesuatu yang hilang mengalir dengan indah lewat setiap bait. Di sisi lain, bahasa yang digunakan meski sederhana namun mampu menyentuh hati, menciptakan keindahan yang intim dan mendalam. Ide yang diangkat juga sangat relevan dengan kondisi saat ini, menyoroti hubungan kita dengan alam yang semakin memudar. Namun, meski memiliki kedalaman makna yang kuat, elemen kejutan dalam penyampaian puisi ini terasa kurang, mengingat tema yang diangkat sudah sering ditemukan dalam puisi-puisi lain. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesannya dengan baik, sekaligus mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap ‘tanda-tanda’ di sekitar kita.