Kesabaran

Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Kesabaran” menyuguhkan gambaran yang mendalam tentang ketidakberdayaan dan kebisuan dalam menghadapi dunia yang keras. Penulis berhasil menggambarkan suasana hati yang gelisah dengan penggunaan metafora yang kuat, seperti ‘suara bertalu-talu’ dan ‘hidup bukan hidup lagi’, yang mengundang pembaca merasakan ketegangan dan kebingungan. Selain itu, repetisi frasa ‘sambil bertutup telinga’ menciptakan efek dramatis yang mampu menghantarkan emosi dengan cukup baik. Namun, meskipun terdapat elemen keindahan dalam pilihan kata, beberapa ungkapan terasa agak klise, sehingga mengurangi keunikan bahasa yang dihadirkan. Ide yang diusung pun cukup familiar, meskipun diekspresikan dengan cara yang menarik, tetapi tidak sepenuhnya baru. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh tema universal tentang kesabaran dan ketahanan, meski tidak selalu berhasil mengejutkan pembaca dengan twist yang tak terduga. Dengan demikian, puisi ini menawarkan pengalaman emosional yang cukup kuat namun masih menyisakan ruang untuk eksplorasi yang lebih dalam.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *