Kangen

W.S. Rendra

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

kau tak akan mengerti segala lukaku

kerna luka telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

itulah berarti

aku tungku tanpa api..

Kenangan dan Kesepian

Rumah tua

dan pagar batu.

Langit di desa

sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi

pada kejemuan disandarkan dirinya.

Jalanan berdebu tak berhati

lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang

burung tak tergenggam.

Batang baja waktu lengang

dari belakang menikam.

Rumah tua

dan pagar batu.

Kenangan lama

dan sepi yang syahdu

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Kangen” mengajak pembaca untuk merasakan kedalaman perasaan rindu yang teramat dalam, menciptakan suasana sepi yang melankolis. Penggunaan frasa seperti ‘racun bagi darahku’ dan ‘tungku tanpa api’ menunjukkan betapa beratnya beban emosional yang dirasakan. Selain itu, gambaran tentang ‘rumah tua dan pagar batu’ berhasil menambah nuansa nostalgia, membuat kita terhubung dengan kenangan yang mungkin pernah kita alami. Meskipun puisi ini kuat dalam emosi dan keindahan bahasa, terdapat beberapa bagian yang terasa repetitif, yang sedikit mengurangi kesegaran ide. Namun, keaslian ide tentang kangen yang mengaitkan kenangan dengan tempat dan keadaan membawa nuansa yang khas. Kelemahan lain terletak pada elemen kejutan, di mana pembaca mungkin mengharapkan twist yang lebih mendalam di akhir. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan rasa rindu dengan indah, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam penyampaian ide dan elemen kejutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *